NASKAH DRAMA
SUKA DUKA DI SMK PSM KEDUNGGALAR
NAMA KELOMPOK :
1. KHOLIFAH
2. ORIN
3. NILAM
4. RIKA W
5. KARTIKA
SMK PSM KEDUNGGALAR
Tahun Pelajaran 2016/2017
SUKA DUKA DI
SMK PSM KEDUNGGALAR
Kami akan menampilkan sebuah drama singkat bertema pendidikan, dengan judul “
SUKA DUKA di SMK PSM KEDUNGGALAR”
Sebuah perjalanan hidup pelajar SMK PSM KEDUNGGALAR yang dipenuhi oleh
rintangan, suka duka, dan canda tawa. 5 orang pemain yang masing-masing
mempunyai karakter yang berbeda.
PENOKOHAN
·
KHOLIFAH
(PROTAGONIS) sebagai NINA RATUDIANG
·
ORIN
(ANTAGONIS) sebagai CYINTIA ANGELIKA
·
NILAM ( ANTAGONIS) sebagai
KARINA WIDYASTUTI
·
RIKA W (PROTGONIS) sebagai
RENI KARTINI,
·
KARTIKA (PROTGONIS) sebagai IBU SINTA
Nina
Ratudiang, seorang yang cerdas, baik hati tapi memiliki keterbatasan ekonomi
Cyntia
Angelika, seorang yang sombong, angkuh dan kaya
Karina
Widyastuti, sahabat dari Cyntia yang juga sombong
Reni
Kartini, sahabat Nina yang kaya tapi baik hati tak seperti Cyntia dan Karin
Ibu Sinta,
guru yang baik hati
Dia Nina Ratudiang, Seorang anak tukang sayur yang
beruntung dapat bersekolah di SMA Rajawali. Salah satu sekolah unggulan di
daerah mereka.
Tentu, semua orang ingin menjadi bagian dari sekolah tersebut. Untuk menjadi penjaga sekolah saja, harus pakai tes. Nina memang anak yang kurang beruntung di bidang ekonomi, tetapi dia masih diberkahi akal fikiran dan kemauan sekolah yang tinggi. Yah, itulah yang membuatnya dapat bersekolah dengan bantuan beasiswa. Dan tidak akan menyai-nyiakan kesempatan emas tersebut.
Tentu, semua orang ingin menjadi bagian dari sekolah tersebut. Untuk menjadi penjaga sekolah saja, harus pakai tes. Nina memang anak yang kurang beruntung di bidang ekonomi, tetapi dia masih diberkahi akal fikiran dan kemauan sekolah yang tinggi. Yah, itulah yang membuatnya dapat bersekolah dengan bantuan beasiswa. Dan tidak akan menyai-nyiakan kesempatan emas tersebut.
Di sekolah (Tepat di depan majalah dinding yang menempel
pengumuman mengenai beasiswa)
Nina
: Alhamdulillah, aku berhasil dapetin beasiswa itu lagi. Berarti aku
masih bisa melanjutkan sekolah disini
(Teman-teman
yang berada di dekat Nina memberikan selamat)
Si cewek sombong nan angkuh tiba-tiba datang
Mereka Cyntia Angelika dan Karina
WIdyastuti, dua cewek kaya nan cantik tetapi otaknya tak sepandai Nina, yah itu
yang membuat mereka selalu mengucilkan Nina. Tetapi, menyadari keadannya. Nina
tidak pernah menantang mereka.
Cyntia
: Hahaha, kasian yah. Orang yang bersekolah di rajawali hanya bersandar pada
beasiswa. Kasian banget gitu
Karin
: Iya Cyin! Kalo beasiswa nya udah hilang, gimana dong?
Cyntia
: yah, jadi gembel dong! Hahaha
(Cyntia dan
Karin pergi meninggalkan Nina tanpa merasa bersalah sedikitpun)
Nina
seketika menunduk dan meratapi omongan Cyntia dan Karin
Nina
: Ya Allah, mungkin mereka benar. Aku seharusnya tidak disini, aku disini cuma
karena beasiswa. Orang tuaku? tentu saja tidak dapat membiayaiku.
Tiba-tiba Reni, teman sebangku Nina datang dan merasa
penasaran dengan apa yang difikirkan Nina
Reni
: kamu kenapa Nin?
Nina
: Gak kok Ren, sejak kapan kamu disini?
Reni
: Ah itu gak penting, Ayo cerita sama aku Nin! Kamu gak usah canggung aku
mengerti kok sama kamu.
Nina
: Gak Ren, aku gak papa kok! Yasudah, aku pulang duluan yah! Aku mau jualan.
Nanti kesiangan lagi
Reni
: Yaudah Nin, aku juga mau balik kok! Ini lagi tunggu papaku. See you tomorrow
Nina
: See you Ren!
Dia Reni Kartini, seorang anak pejabat yang baik hati.
Dia memang anak orang kaya, tetapi dia tidak seangkuh dan sesombong Cyntia dan
Karin. Dia teman sebangku Nina semenjak Nina masuk menjadi siswi SMA Rajawali.
Seperti biasa, Kegiatan Nina sepulang sekolah yaitu
berkeliling menjajakan nasi dan lauk buatan ibunya. Meski bersekolah dengan
beasiswa, dan tidak perlu membayar sepeserpun. Tetapi Nina masih rajin bekerja
untuk membantu ekonomi keluarganya.
Nina
: Nasi Bu, Nasi! Lauknya juga ada bu. Ayo masih panas Pak, Bu!
Reni
: Hey Nin! Ayo sini, aku mau beli. Kebetulan aku belum makan siang
Nina
:Eh Reni, kamu kok disini? bukannya rumah kamu tuh, di Jl.Nusantara yah?
Reni
: Haha, gak kok. Ini juga salah satu rumah ayah aku. Eh, aku mau beli dong. 3
bungkus yah!
Nina
: Apa? tiga? Kamu kan Cuma sendiri disini.
Reni
: biasa aja lagi Nin, nanti tuh bi Ija dan Pak Tono mau kesini. Pasti mereka
juga belum makan
Nina
: okelah, Ini! (Memberikan 3 bungkus nasi)
Reni
: ini uangnya Nin! Kembaliannya ambil aja.
Nina
: Makasih yah, yaudah. Aku duluan yah! jualanku masih banyak nih. Bye Ren!
Reni
: Bye. Eh, Aku bantuin kamu yah? Aku juga bete nih tinggal disini sendiri
Nina
: Beneran? yaudah deh, ayo!
Nina dan
Reni : Nasi bu, Nasi pak! Ayo dibeli, masih hangat pak, bu!
(Cyntia dan
Karin melintas tepat disamping Nina dan Reni)
Karin
: Hey kamu! si penjual nasi!
Nina
: iya? mau beli berapa bungkus non? (menengok kebelakang) Ha? kalian?
Cyntia
: Hahaha, kamu kira siapa? Kamu kira, kita tuh beneran mau beli dagangan kamu?
yah enggak lah, gak level banget gitu!
Reni
: Eh, kalian kalo gak mau beli gak usah! gak pake hina juga kali!
Karin
: Hey Reni!! kamu juga ikut jualan? Oh My to the God!
Cyntia
: Kamu udah gila yah Ren? Atau udah ketular virus gembelnya si Nina?
Reni
: Kalian jaga yah ucapan kalian! Ayo Nin, orang seperti mereka gak boleh
diladenin!
Nina
: Yaudah Ren, Kita pulang aja deh. Aku duluan yah, makasih udah ditemenin.
Reni
: Anytime Nin!
Akhirnya
mereka berdua kembali ke rumah masing-masing
(Di malam
hari, Nina termenung di teras rumahnya)
Nina
: Ya Allah, apa salah dan dosaku kepada mereka? Aku tidak pernah merasa cari
masalah dengan Cyntia dan Karin. Tetapi, kenapa mereka begitu membenci dan
menghinaku ya Allah. (Ucapnya dalam hati)
Keesokan harinya, mereka sampai
disekolah dan tiba saatnya untuk Nina, Reni, Cyntia, dan Karin menghadapi
ulangan matematika. Nina memang sudah mempersiapkan dirinya. Tetapi, seperti
biasa pasti Cyntia dan Karin lupa akan jadwal ulangannya hari ini.
Reni
: Hey Nin! ajarin aku soal yang ini dong, aku gak paham nih. Katanya sih soal
kayak gini masuk diulangan
Nina
: Nah, ini caranya kayak gini. Kamu tinggal masukin rumusnya aja
Cyntia
: Heey Karin, kita emangnya mau ulangan yah? (Dengan muka shock)
Karin
: Sejak kapan lo bertanya soal ulangan? Lo udah insyaf yah? haha, sejarah
banget gitu
Cyntia
: Eh, gue serius tau Rin! Lo tau kan, si Ibu Sinta tuh killer banget. Mati deh
kita
Karin
: Kan kita bisa nyontek! simple kok~
(Bel sekolah
berbunyi, dan nampak ibu Sinta menuju kelas mereka)
Ibu Sinta adalah salah satu guru di SMA
Rajawali, dia adalah guru matematika yang sangat killler dan ditakuti oleh
semua siswa. Tetapi, meski demikian dia sangat menyayangi Nina. Beliau lah yang
mengurus beasiswa Nina selama bersekolah di SMA Rajawali. Maka dari itulah,
Nina sangat menghormati dan berutang budi dengan beliau.
Ibu Sinta :
Selamat pagi anak-anak!
Semua siswa
: Pagi bu!
Ibu Sinta :
Hari ini ulangan kan? kemaskan buku kalian, dan hanya ada sebuah pulpen diatas
meja.
Semua siswa
: Baik bu
(Ibu Sinta
membagikan lembar soal ulangan matematika, dan ulangan pun dimulai)
Cyntia
: Eh, aku tuh gak tau apa-apa. Ini sulit banget (Sambil mencolek Karin)
Karin
: Jawab aja deh apa yang lo tau
Cyntia
: Aku kan udah bilang, aku gak tau.
Karin
: Eh, gue punya ide
Cyntia
: Apaan?
Karin
: Sini deh aku bisikin!
Cyntia
: Ahhha! So good idea!
Cyntia dan
Karin : Oke fix
Ibu Sinta :
Cyntia! Karin! jangan banyak gerak, kalian sedang ulangan!
Cyntia dan
Karin : Baik bu..
(Beberapa
lama kemudian, Nina dan Reni mengumpulkan lembar jawaban ulangan mereka)
Ibu Sinta :
Baiklah, kalian boleh keluar.
Reni dan
Nina : Baik bu
Ibu Sinta :
Anak-anak, ibu tinggal ke toilet sebentar yah. Kalian jangan bikin keributan!
Semua siswa
: siap bu!
Karin
: Ini waktu yang tepat Cyn!
Cyntia
: Oke, Ayo kita lakukan!
(Mereka
berdua menukar lembar jawaban Nina dengan lembar jawaban kosong, dan
menggantinya dengan lembar jawaban mereka)
Setelah beberapa lama, tiba waktu pulang
sekolah. Mereka pulang ke rumah masing-masing. Dan tampak beberapa siswa yang
masih menunggu jemputan maupun menunggu bis sekolah. Nina dan Reni pun turut
menunggu bis sekolah, dikarenakan sopir pribadi Reni sedang pulang kampung.
Reni
: Nin, aku ikut ke rumahmu yah? di rumahku gak ada orang nih.
Nina
: Oke Ren!
(Beberapa
lama kemudian, akhirnya mereka berdua sampai dirumah Nina)
Nina
: Mau minum apa Ren?
Reni
: Gak usah Nin, aku gak haus kok.
(Tiba-tiba,
Handphone Reni berdering dan ternyata telfon dari Ibu Sinta)
Reni
: Halo, Assalamualaikum. Iya bu, Aku Reni. Nina yah bu? iya aku lagi sama Nina
kok bu. Oh, baik bu. Kami segera kesana.
Nina
: Telfon dari siapa sih Ren? kok Serius banget?
Reni
: Kita harus ke ruangan Ibu Sinta sekarang, kayaknya sih ada masalah gitu. Ibu
Sinta tungguin kita di Sekolah. Kamu harus menghadap ke ibu.
Nina
: Aku? Ada masalah apa yah? Ya sudah, ayo kita berangkat sekarang!
(Mereka
langsung bergegas menuju sekolah, dan tak lama kemudian mereka akhirnya tiba
disekolah)
Reni
: Aku tunggu di luar yah!
(Nina
menunduk tanda setuju dengan ucapan Reni, Seraya mengetuk pintu ruangan ibu
Sinta)
Nina
: Assalamualaikum Bu.
Ibu Sinta :
Walaikum salam, ayo duduk Nina.
Nina
: Ada apa yah bu? Tidak biasanya ibu memanggil saya diwaktu pulang sekolah
seperti ini.
Ibu Sinta :
Maafin ibu yah Nina, ibu mengganggu waktumu. Tetapi, ini itu masalah penting.
Dan ibu tidak mau ada orang yang tau selain kita.
Nina
: Masalah bu? Ada Apa yah? (Seketika Nina kaget)
Ibu
Sinta : (Dengan intonasi marah) Ada keganjalan yang ibu temukan di
lembar jawaban ulangan kamu. Kenapa kamu tidak menjawab satu soal pun? Padahal
kamu itu murid terpintar di kelas, kamu juga penerima beasiswa. Kamu itu
seharusnya menunjukkan kalau kamu memang pantas mendapatkan beasiswa dengan
kemampuan yang kamu miliki.
Nina
: Apa bu? Demi Allah, Aku menjawab semua soal yang ibu berikan. Aku mohon bu,
jangan cabut beasiswa aku bu. Aku akan buktiin kok bu. Kalau aku memang pantas
mendapatkan beasiswa itu.
Ibu Sinta :
Ibu sangat kecewa dengan mu Nina, Ibu akan membicarakan hal ini dengan Pak
Kepala Sekolah. Kamu harus siap jika beasiswa kamu akan dicabut. Ini
bukti lembar jawaban kamu, dan ini sudah tidak dapat ditoleran.
(Sambil
menyodorkan lembar jawaban yang tadi ditukar oleh Cyntia dan Karin)
Nina
: Maaf bu, tapi ini itu bukan lembar jawaban saya. Di tulisannya juga
bukan tulisan saya bu. Mungkin lembar jawabannya ketukar bu.
Ibu Sinta : (dengan
nada kesal) Kamu jangan banyak alasan Nina, disini itu jelas-jelas nama
kamu yang tertulis. Kamu jangan mencoba cari alasan
yah Nina.
Nina
: Sumpah bu, coba ibu perhatikan dengan seksama. Ini itu sangat berbeda dengan
tulisan ku Bu.
Ibu Sinta :
Ibu pusing Nina, sekarang kamu boleh pulang. Ibu akan selidiki kasus ini dulu.
Nina
: Baik bu, saya pulang dulu bu. (Sambil mencium tangan Ibu Sinta)
Selepas dari itu, Nina merasa sangat
sedih. Dia tidak sanggup jika beasiswamya harus dicabut. Karena jika hal itu
terjadi, berarti dia tidak dapat bersekolah lagi dan harapannya untuk
membanggakan orang tuanya akan musnah.
Keesokan harinya, untuk pertama kali
Nina merasa tidak semangat untuk kesekolah. Dia takut akan ada pengumuman bahwa
beasiswanya dicabut.
(Bel masuk
pun berbunyi, dan nampak Ibu Sinta berjalan terburu-buru menuju kelas Nina.
Nina menghela nafas)
Ibu Sinta :
Selamat pagi anak-anak!
Semua siswa
: Pagi bu!
Ibu Sinta :
Ibu punya informasi penting hari ini, dan ibu harap kalian bisa berkata jujur.
Siapapun itu!
(mendengar
perkataan Ibu Sinta, semua siswa merasa bingung dan saling berbisik)
Ibu Sinta :
Ibu ingin kalian jujur, siapa yang menukar lembar jawaban ulangan Nina dengan
lembar jawaban kosong? Ibu mohon siapapun itu, kalian harus jujur
Cyntia
: Ha? kok ibu bisa tau?
Karin
: Eh, jangan berisik. Nanti ibu curiga!
Ibu Sinta :
Cyntia! Karin! kalian tau?
Cyntia
: Tii... tidak kok bu.
Ibu Sinta :
Kalian jangan bohong! jika tidak ada yang mengaku, hal ini akan dibicarakan
dengan pemilik yayasan dan jika pelakunya diketahui, akan di Drop-out dari
Rajawali.
(Seketika
Cyntia dan Karin kaget)
Cyntia dan
Karin : Apa? D-O?
(Mendengar
Cyntia dan Karin, seketika semua menengok ke arah mereka)
Ibu
Sinta : Kalian kenapa? ibu semakin curiga dengan kalian. Apa kalian
pelakunya? Ayo ngaku!
Cyntia
: Maaf bu, kami Cuma iseng kok.
Nina
: Apa? Iseng? Kalian fikir, ini permainan?
kalian itu bisa merusak pendidikanku. Aku gak bisa apa-apa tanpa beasiswa
(dengan nada merintih)
Ibu Sinta :
Cyntia dan Karin akan ibu laporkan ke pemilik yayasan untuk ditindak lanjuti.
Cyntia
: Matilah kita Karin L
Nina
: Maaf bu, aku pikir alangkah baiknya kalau hal ini kita selesaikan dengan
negosiasi. Aku juga sudah maafin mereka kok bu. Mungkin kemarin mereka khilaf.
Ibu
Sinta : Mulianya hati kamu Nina, baiklah. Ibu tidak akan melaporkan
mereka.
Cyntia
: Makasih Yah Nina, kamu memang anak yang baik. Maafkan
kelakuan kita selama ini yah.
Karin
: Aku juga Nin. Maaf yah
Nina
: Gak papa kok. Aku udah maafin kalian.
Setelah kejadian itu, Cyntia dan
Karin tidak pernah lagi menjaili dan menghina Nina. Mereka bahkan sering datang
ke rumah Nina untuk belajar bersama. Dan mulai saat itu pula, Mereka berempat
bersahabat.
Amanat
:
Ø
Jangan membedakan orang berdasarkan kasta, derajat, dan hartanya. Karena kita
semua sama di mata Allah swt.
Ø Iri
itu tidak baik. Iri tanda tak mampu, jangan merasa iri dengan orang yang lebih
baik dari kita, teruslah berusaha.
Ø
Ingatlah, tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah. Orang yang memberi maaf
akan kesalahan orang lain kepadanya jauh lebih mulia dari orang yang meminta
maaf.
No comments:
Post a Comment