Sunday, 19 March 2017

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI DI TVRI YOGYAKART



LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
DI TVRI YOGYAKARTA
DI SUSUN OLEH :
1.      DELA INTAN SAPUTRI
2.      DWI RETNO SRI UTAMI
3.      JENNY ISA FEBRIANTI
4.      SITI NURYANI
5.      NITA ROHANA


SMK PSM 1 KEDUNGGALAR
Tahun Pelajaran 2016 / 2017

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI
DI TVRI YOGYAKARTA
TANGGAL 9 NOVEMBER 2016





Mengesahkan,
Kepala Program                                Pembimbing
Maria Tri KD.S.SI                            Ely Utomo.ST.
                                               
Mengetahui
Kepala Sekolah
TUGIMIN ,M.PD


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri di TVRI YOGYAKARTA ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini adalah sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Adapun penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan Kunjungan Industri, buku – buku pedoman, serta data-data dan keterangan dari pembimbing. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Cholik Choirul Chufa selaku kepala sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kunjungan Industri.
2. Bpk Yhugo Swastiko selaku waka kesiswaan pembimbing lapangan Kunjungan Industri Yogyakarta yang telah membimbing kami selama berada disana.
3. Ibu MARIA TRI K.D S.SI selaku kepala jurusan MULTIMEDIA
4. Ibu YURIN SWADAYANI selaku wali kelas XI MULTIMEDIA 1.
5. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan , terima kasih atas bantuan dan do’a restu yang berhubungan dengan kegiatan Kunjungan Industri.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah kejuruan perlu diadakanya kunjungan Industri (SMK PSM 1 KEDUNGGALAR) mengadakan kunjungan industri bagi siswa kelas XII untuk semua kejuruan , pada kesempatan ini kami mengunjungi TVRI JOGJAKARTA.
Latar belakang diadakanya kunjungan industri ini agar siswa mengenal dunia kerja. Selain itu siswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja , mesin – mesin industri yang lebih memadai, dll.
Siswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri sebaga i rekreasi, tapi menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan proses kerja di industri tersebut.
1.2 TUJUAN KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI
Tujuan kegiatan kunjungan industri adalah sebagai berikut :
- Memberikan motivasi baru kepada siswa terutama dalam belajar.
- Mengetahui dan melihat alat – alat canggih pada industri tersebut.
- Melihat secara langsung proses produksi dari awal hingga akhir.
- Memberi bekal kepada siswa agar setelah lulus menjadi orang yang mandiri
- Untuk belajar ( tidak hanya tau teknik tapi juga praktik dan cara pemasaranya).
1.3 MANFAAT KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI
Adapun beberapa manfaat kunjungan industri diantara lain :
BAGI SISWA :
- Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja.
- Melihat cara kerja, dan berbagai macam alat – alat produksi yang sudah cukup moderen
- Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin membuat sebuah industri.
BAGI SEKOLAH :
- Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi siswa
- Sekolah dapat mengajak siswa belajar secara langsung dilapangan
            BAGI INDUSTRI :
- Dapat berbagi ilmu dengan siswa
- Mengajak dan memperlihatkan proses produksi bagi siswa maupun guru
- Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya industri kepada siswa
- Memperkenalkan hasil produksi kepada masyarakat luas.
1.4 LOKASI DAN WAKTU KUNJUNGAN INDUSTRI
Lokasi             : TVRI YOGJAKARTA
Waktu : Rabu, 9 November 2016


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Perusahaan
SEJARAH BERDIRINYA TVRI
Dalam rangka menyambut penyelenggaraan ASIAN GAMES IV tahun 1961, maka pemerintah memutuskan untuk membangun stasiun televisi di Jakarta. Oleh karenanya dibentuklah panitia persiapan pembangunan stasiun televisi yang terdiri dari sembilan orang dimana R.M. Soenarto bertindak sebagai ketua. Pada tanggal 23 Oktober 1961 diambillah keputusan akhir mengenai pendirian stasiun televisi sekaligus digunakannya peralatan dari Nippon Electronica Corporation ( NEC ) Jepang.
Siaran perdana sebagai siaran percobaan disiarkan pada tanggal 17 Agustus 1962 berupa siaran khusus liputan tentang upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Disusul kemudian dengan penayangan pembukaan ASIAN GAMES IV pada tanggal 24 Agustus 1962 yang kemudian dilanjutkan siaran-siaran secara teratur dengan nama Biro Radio danTelevision Organizing Committee ASIAN GAMES IV, sekaligus merupakan hari jadi berdirinya Televisi Republik Indonesia ( TVRI ).
Melalui Kepres RI No. 215 tahun 1963 maka dibentuklah yayasan tersendiri dengan nama Yayasan Televisi Republik Indonesia. Penyesuaian pada tahun 1968 dilantik Direktorat Jendral Radio, Televisi dan Film Departemen Penerangan RI.
Perluasan jangkauan TVRI terus ditingkatkan guna menggali, mengangkat serta mengembangkan potensi dari suatu daerah. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkn kebijakan untuk mendirikan stasiun penyiaran daerah di beberapa wilayah di Indonesia dalam kurun waktu 1962 sampai dengan 1999, yakni TVRI Jakarta (1962), TVRI Yogyakarta (1965), TVRI Medan (1970), TVRI Ujung Pandang (1972), TVRI Banda Aceh (1973), TVRI Palembang (1974), TVRI Denpasar (1978), TVRI Surabaya (1978), TVRI Manado (1978), TVRI Bandung (1987), TVRI Samarinda (1993), TVRI Ambon (1993), TVRI Semarang (1996), dan TVRI Padang (1997), selanjutnya dengan adanya pemekaran wilayah di beberapa propinsi di In donesia, maka saat ini jumlah Stasiun TVRI di Indonesia mencapai 28 buah yakni :
1. TVRI Stasiun Nanggroe Aceh Darussalam
2. TVRI Stasiun Sumatera Utara
3. TVRI Stasiun Sumatera Barat
4. TVRI Stasiun Sumatera Selatan
5. TVRI Stasiun Riau
6. TVRI Stasiun Bengkulu
7. TVRI Stasiun Jambi
8. TVRI Stasiun Lampung
9. TVRI Stasiun Jawa Barat
10. TVRI Stasiun Jawa Tengah
11. TVRI Stasiun Jawa Timur
12. TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
13. TVRI Stasiun Sulawesi Selatan
14. TVRI Stasiun Sulawesi Utara
15. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
16. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara
17. TVRI Stasiun Kalimantan Timur
18. TVRI Stasiun Kalimantan Barat
19. TVRI Stasiun Kalimantan Tengah
20. TVRI Stasiun Kalimantan Selatan
21. TVRI Stasiun Bali
22. TVRI Stasiun Maluku
23. TVRI Stasiun NTT
24. TVRI Stasiun Papua
25. TVRI Stasiun NTB
26. TVRI Stasiun Gorontalo
27. TVRI Stasiun DKI
28. TVRI Stasiun Sulawesi Barat
1. PERKEMBANGAN TVRI
Semula TVRI berada di bawah Yayasan sejak tahun 1962, kemudian tahun 1965 dibawah Direktorat Televisi Departemen Penerangan. Selanjutnya tahun 1970 di bawah Direktorat Jendral Radio, Televisi, dan setelah dibubarkannya DEPPEN pada tanggal 16 Oktober 1999, maka pada tanggal 7 Juni 2000 melalui Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2000 yang ditandatangani oleh Presiden Abdurrahman Wahid, TVRI telah resmi menjadi Perusahaan Jawatan ( Perjan ).
Pada pemerintahaan Megawati melalui PP No. 9 Tahun 2002, tertanggal 17 April 2002 TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas ( PT ). Dengan beralihnya TVRI menjadi PT berarti struktur organisasinya secara otomatis mengalami perubahan dengan menyesuaikan prinsip-prinsip operasional sebuah perusahan. Selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Penyiaran nomor 32 tahun 2002 yang menempatkan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik, selanjutnya , melalui PP no. 13 tahun 2005, tertanggal 18 Maret 2005, TVRI diubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik dan sejak tanggal 24 Agustus 2006 telah ditetapkan Jajaran Direksi LPP TVRI oleh Dewan Pengawas LPP TVRI.
2. VISI, MISI, SASARAN DAN TUJUAN TVRI
1. VISI
Terwujudnya TVRI sebagai media independen, profesional, terpercaya dan pilihan bangsa Indonesia, dalam keberagaman usaha dan program serta jaringan penyiaran berkualitas yang ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melestarikan nilai budaya bangsa,untuk memperkuat kesatuan nasional
2. MISI
a. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
b.Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
c.Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
d.Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional.
3. TUJUAN PENYIARAN TVRI
Memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. (Pasal 3 UU No.32/Th.2002, tentang Penyiaran)
4. TUJUAN dan SASARAN
a. Terciptanya program yang menarik.
b.Terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan.
c. Meningkatnya kualitas SDM khususnya pada penguasaan teknologi informasi.
d.TVRI menjadi pusat sarana pembelajaran sekolah dan luar sekolah.
e. Meningkatnya sistem dan prosedur pada TVRI.
f. Meningkatnya kemampuan Stasiun Penyiaran Daerah.
g.Terciptanya pemancar yang berkualitas dan berteknologi tinggi.
h.Meningkatnya jangkauan siaran.
5. TUGAS TVRI SEBAGAI TV PUBLIK
Memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
( Pasal 4 PP. No.13 Th.2005)
3. ARTI LOGO TVRI
1. MAKNA
Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “ layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi control dan perekat ocial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 ( lima ) makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :
1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “ memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”
2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ” membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna ”
3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti ” merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia ”
4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ” merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”
5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ” menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat”
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.Warna BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna.
Khusus untuk TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, dibawah logo tersebut dicantumkan identitas lokal, yakni kata Jogja seperti yang tercantum dalam tulisan Jogja Never Ending Asia, yang berupa tulisan tangan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Hal ini mengandung makna sebagai penghormatan terhadap Kraton Yogyakarta sebagai pusat budaya dan cikal bakal pengembangan wilayah DIY serta untuk turut mempromosikan icon wisata DIY baik di kancah regional, nasional dan internasional. Hal lain lagi, bahwa dengan pencantuman tulisan Jogja ini, diharapkan TVRI Jogja mampu menjalankan visi dan misinya selaku TV Publik yang mempunyai kepedulian dan keberpihakan terhadap publik DIY.
4. SEJARAH TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
TVRI Stasiun D.I Yogyakarta merupakan TVRI stasiun daerah pertama kali yang berdiri di tanah air, yakni tahun 1965. Pertama berdiri di Yogyakarta berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, tepatnya saat TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Stasiun yang pertama yakni IR. Dewabrata. Konon, untuk mendirikan Menara Pemancar, dibangun dari bahan bambu. Selanjutnya, di tahun 1970 menara pemancar TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta menempati lokasi baru di Jalan Magelang Km. 4,5 Yogyakarta, seluas 4 hektar, sampai dengan saat ini.
Siaran perdana TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta pada tanggal 17 Agustus 1965 adalah menyiarkan acara pidato peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-20 oleh Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam VIII.
Pada awalnya TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mengudara tiga kali dalam satu minggu yang masing-masing berdurasi dua jam. Pada saat itu jangkauan siaran masih terbatas pada area yang dapat dijangkau pemancar VHF berkekuatan 10 Kwatt, begitu pula format siarannya masih hitam putih. Namun pada tahun 1973, TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta telah mulai melakukan siaran setiap hari. Siaran produksi lokal TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta tiap harinya mencapai 2,5 hingga 3 jam, setelah diakumulasikan dengan penyiaran terpadu dari TVRI Pusat Jakarta.
Karena faktor topografis berupa pegunungan di daerah Gunung Kidul maupun di Kulonprogo, sebelum tahun 2009 terdapat beberapa daerah yang belum dapat menerima siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta, Untuk memberikan layanan yang optimal, maka pada awal November 2008 dibangun tower pemancar di daerah Bukit Pathuk, Gunung Kidul guna memperluas jangkauan siarannya.
5. STRUKTUR ORGANISASI TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
Sesuai aturan Direksi LPP TVRI NO. 155/PRT/DIREKSI-TVRI/2006, maka struktur kelembagaan TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta yang tergolong dalam TVRI Tipe A, maka mempunyai struktur sebagai berikut :
6. POLA SIARAN TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
Sejak awal dioperasikannya TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, pola siaran yang mengacu pada pola siaran TVRI Nasional , disebut pola acara terpadu. Hal ini dikarenakan TVRI dibawah salah satu manajemen penyiaran, sehingga stasiun TVRI daerah harus mengikuti pola acara terpadu dari Pusat.
Acara yang diproduksi TVRI Stasiun D.I.Y disebut pola acara harian. Pola acara harian disusun berdasarkan pola acara tahunan dari TVRI Pusat Jakarta. Setelah diterima oleh TVRI Stasiun D.I.Y pola acara tersebut disebut pola acara tahunan. Hal ini berarti pola acara tahunan TVRI Stasiun D.I.Y merupakan hasil kombinasi antara pola acara Pusat dengan daerah. Karena sistematis ini wajib, maka siaran relay dari Pusat pasti selalu ada. Disamping itu apabila terjadi kekosongan produksi siaran, stasiun TVRI daerah bisa langsung merelay dari TVRI Nasional.
Pada 1 Januari 2013 TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mempunyai jatah siaran selama 4 jam. Waktu ini diberikan oleh TVRI Nasional untuk lebih memberikan porsi yang memadai bagi stasiun daerah. Dengan memulai waktu siaran secara lokal dari pukul 15.00 wib dan diakhiri pada pukul 19.00 wib dalam kondisi normal. Akan tetapi kalau ada hal – hal diluar ketentuan, maka siarannya bisa ditambah, seperti ada liputan khusus, even – even atau gelar budaya (wayang kulit) dll. Diluar jam tersebut maka siarannya mengikuti acara dari TVRI Nasional (relay).
7. RUANG LINGKUP
1. Jangkauan Siaran
Jangkauan siaran TVRI stasiun D.I.Y meliputi seluruh propinsi DIY dan sebagian wilayah propinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Magelang, kota Magelang, Temanggung, Wonosobo,sebagian Klaten, Sebagian Purworejo, sebagian Karanganyar.
Tempat dan Jumlah penduduk di Jawa Tengah dan DIY pada April 2010, yang bisa menangkap dengan baik siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta adalah sebagai berikut :
8. KUNJUNGAN
Disamping memberikan kesempatan untuk melakukan PKL dan penelitian, maka TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta juga membuka kesempatan kepada lembaga pendidikan untuk mengadakan kunjungan dan studi banding. Kegiatan ini bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi dan juga lembaga – lembaga pendidikan non formal. Pelaksanaan kunjungan dimaksudkan untuk memperkenalkan dan mendekatkan TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta kepada khalayak.
9. PROGRAM KERJA TVRI:
1. Pembenahan Struktur Organisasi
2. Pembenahan citra TVRI dan budaya kerja organisasi
3. Reevaluasi menyeluruh thd acara berita maupun non berita
4. Peningkatan acara2 baru menjadi tontonan yang menarik
5. Promosi program2 unggulan
6. Peningkatan pelayanan kpd mitra melalui promosi dan pemasaran
7. Peningkatan kualitas SDM di bidang teknik, marketing, program, berita, keuangan dan pelayanan
8. Kerjasama produksi dan penyiaran dengan berbagai Departemen / Lembaga Pemerintah dan non Pemerintah.
2.2 Hasil Kunjungan Industri
PROSES PRODUKSI ACARA OBROLAN ANGKRING
Obrolan Angkring sebagai acara hiburan yang mengandung pesan sosial bagi masyarakat Yogyakarta sekitar. Dan acara ini mampu menjunjung nama kota Yogyakarta sebagai ciri khas daerah. Acara Obrolan Angkring TVRI stasiun Daerah Istimewa Yogyakarta ini sebagai sajian hiburan yang bersentuhan langsung dengan pemirsa dan mendapat perhatian serius. Acara Obrolan Angkring ini diproduksi sendiri oleh TVRI stasiun Yogyakarta dengan mengembangkan ide kreatif bernuansa kedaerahan dalam produksi. Bahkan acara-acara televisi sekarang ini menjadi menarik ketika persaingan memperebutkan pemirsa semakin ketat sehingga kemampuan TVRI stasiun Yogyakarta ini untuk melakukan produksi acara yang tepat menjadi perlu untuk dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap proses produksi acara Obrolan Angkring TVRI stasiun Daerah Istimewa Yogyakarta. Proses produksi tersebut berupa materi, sarana, biaya, pelaksana, dan tahapan produksi yang meliputi tiga tahapan yakni pertama, pra produksi, kedua, produksi, ketiga, pasca produksi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan melalui observasi, interview/wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis kualitatif di sini dilakukan dengan menempuh langkah yaitu mendiskripsikan dan menganalisis proses produksi acara Obrolan Angkring TVRI stasiun DIY. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses produksi acara Obrolan Angkring disini adalah :
(1) Mempersiapkan keseluruhan yang dibutuhkan dalam produksi baik dari segi pembentukan pelaksana produksi yang meliputi produser, pengarah acara, sutradara, pengarah laku, pembuat naskah, serta bagian properti dan dekorasi bertanggung jawab terhadap
(2) Materi acara yang diambil sebagai tema pada acara Obrolan Angkring merupakan hasil dari realita kehidupan dengan mengembangan ide kreatif kebudayaan,
(3) Biaya produksi yang di anggar sepuluh juta dalam setiap tayang atau rekaman,
(4) Sarana peralatan berupa seperangkat rekaman di dalam studio maupun pendekorasian panggung,
(5) Tahapan-tahapan produksi meliputi pertama, pra produksi yaitu membuat tretment atau script sebelum rekaman acara Obrolan Angkring berlangsung. Kedua, produksi, dalam artian menjalankan produksi rekaman di dalam studio 1 (satau) dengan menghadirkan audien dari berbagai kalangan kota. Ketiga, pasca produksi berupa pengeditan ulang dari hasil rekaman yang selanjutnya acara Obrolan Angkring ni siap untuk disiarkan di TVRI Stasiun Yogyakarta.
ACARA UNGGULAN:
- OBROLAN ANGKRING
Siaran : Setiap hari Minggu (weekly)
Pukul : 16.30 – 17.00 WIB
- KETOPRAK SAYEMBARA
Siaran : Setiap hari Jumat (weekly)
Pukul : 15.00 – 16.00 WIB
- PELENGKUNG GADING
Siaran : Setiap hari Sabtu (weekly)
Pukul : 15.00 – 16.00 WIB
- BERITA JOGJA
Siaran : Setiap hari (daily)
Pukul : 16.00 – 16.30 WIB
- MBANGUN DESO
Siaran : Setiap hari Kamis
Pukul : 16.30 – 17.00 WIB
- KENANGAN MASA
Siaran : Setiap Selasa (weekly)
Pukul : 20.00 – 21.00 WIB


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan kunjungan industri ini, kami medapat banyak pengalaman dan kesimpulan dari kegiatan tersebut. Yaitu agar siswa siswi SMK PSM ! KEDUNGGALAR mengetahui bagaimana dunia kerja diindustri pertelevisian, dan mendapat banyak pelajaran yang tidak terdapat pada pelajaran biasanya.
Pelaksanan kunjungan industri ini telah memberikan banyak sekali pengalaman bagi siswa-siswi tentang dunia kerja pertelevisian, mulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi yang ada distasiun televisi. Pengalaman ini menjadi bahan baru bagi penulis untuk melengkapi teori-teori yang telah didapatkan sekolah.
3.2 SARAN
SARAN UNTUK SEKOLAH :
Saran untuk Jurusan Multimedia SMK PSM 1 KEDUNGGALAR
a. Memperbanyak kunjungan ke stasiun-stasiun televisi lainnya, agar wawasan siswa-siswi menjadi bertambah, tidak hanya stasiun televisi di TVRI YOGJA, tetapi perlu mengadakan kunjungan kebeberapa televisi lokal yang ada didaerah-daerah.
b. Mengaktifkan kembali kegiatan siswa-siswi melalui televisi sekolah sebagai media pembelajaran dan praktik siswa-siswi untuk memproduksi acara televisi yang dimulai dari lingkup sekolah didampingi guru-guru pembimbing.
SARAN UNTUK TVRI JOGJA :
A. Agar semua pengusaha meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sehingga produk dapat bersaing dalam pasar nasional maupun internasional
B. Agar perusahaan meningkatkan peralatan yang di pakai dalam bidang multimedia

Daftar pustaka
1. http://noviasendi.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment