LAPORAN
KUNJUNGAN INDUSTRI
DI TVRI
YOGYAKARTA
DI SUSUN OLEH :
1.
DELA INTAN SAPUTRI
2.
DWI RETNO SRI UTAMI
3.
JENNY ISA FEBRIANTI
4.
SITI NURYANI
5.
NITA ROHANA
SMK PSM 1 KEDUNGGALAR
Tahun Pelajaran 2016 / 2017
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI
DI TVRI YOGYAKARTA
TANGGAL 9 NOVEMBER 2016
Mengesahkan,
Kepala Program Pembimbing
Maria Tri KD.S.SI Ely
Utomo.ST.
Mengetahui
Kepala Sekolah
TUGIMIN ,M.PD
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan
Kunjungan Industri di TVRI YOGYAKARTA ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa
kendala. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini adalah sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Adapun penyusunan Laporan
Kunjungan Industri ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan
Kunjungan Industri, buku – buku pedoman, serta data-data dan keterangan dari
pembimbing. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri
ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Cholik Choirul Chufa selaku kepala sekolah yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kunjungan Industri.
2. Bpk Yhugo Swastiko selaku waka kesiswaan
pembimbing lapangan Kunjungan Industri Yogyakarta yang telah membimbing kami
selama berada disana.
3. Ibu MARIA TRI K.D
S.SI selaku kepala jurusan MULTIMEDIA
4. Ibu YURIN
SWADAYANI selaku wali kelas XI MULTIMEDIA 1.
5. Pihak-pihak yang
tidak dapat kami sebutkan , terima kasih atas bantuan dan do’a restu yang
berhubungan dengan kegiatan Kunjungan Industri.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sekolah
Menengah kejuruan perlu diadakanya kunjungan Industri (SMK PSM 1
KEDUNGGALAR) mengadakan kunjungan
industri bagi siswa kelas XII untuk semua
kejuruan , pada kesempatan ini kami mengunjungi TVRI JOGJAKARTA.
Latar
belakang diadakanya kunjungan industri ini agar siswa mengenal dunia kerja.
Selain itu siswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja, kedisiplinan,
tata tertib kerja , mesin – mesin industri yang lebih memadai, dll.
Siswa juga
diharapkan tidak menganggap kunjungan industri sebaga i rekreasi, tapi menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar
dengan cara mendatangi industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan
proses kerja di industri tersebut.
1.2 TUJUAN KEGIATAN KUNJUNGAN
INDUSTRI
Tujuan kegiatan kunjungan
industri adalah sebagai berikut :
- Memberikan
motivasi baru kepada siswa terutama dalam belajar.
- Mengetahui
dan melihat alat – alat canggih pada industri tersebut.
- Melihat
secara langsung proses produksi dari awal hingga akhir.
- Memberi
bekal kepada siswa agar setelah lulus menjadi orang yang mandiri
- Untuk
belajar ( tidak hanya tau teknik tapi juga praktik dan cara pemasaranya).
1.3 MANFAAT KEGIATAN KUNJUNGAN
INDUSTRI
Adapun
beberapa manfaat kunjungan industri diantara lain :
BAGI SISWA :
- Dapat
mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja.
- Melihat
cara kerja, dan berbagai macam alat – alat produksi yang sudah cukup moderen
- Mendapat
gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin membuat sebuah industri.
BAGI SEKOLAH
:
- Memperlakukan
tata tertib yang tegas bagi siswa
- Sekolah
dapat mengajak siswa belajar secara langsung dilapangan
BAGI INDUSTRI :
- Dapat
berbagi ilmu dengan siswa
- Mengajak
dan memperlihatkan proses produksi bagi siswa maupun guru
-
Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya industri kepada siswa
-
Memperkenalkan hasil produksi kepada masyarakat luas.
1.4 LOKASI DAN WAKTU KUNJUNGAN
INDUSTRI
Lokasi : TVRI YOGJAKARTA
Waktu : Rabu, 9 November 2016
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Perusahaan
SEJARAH BERDIRINYA TVRI
Dalam rangka menyambut penyelenggaraan ASIAN GAMES IV
tahun 1961, maka pemerintah memutuskan untuk membangun stasiun televisi di
Jakarta. Oleh karenanya dibentuklah panitia persiapan pembangunan stasiun
televisi yang terdiri dari sembilan orang dimana R.M. Soenarto bertindak
sebagai ketua. Pada tanggal 23 Oktober 1961 diambillah keputusan akhir mengenai
pendirian stasiun televisi sekaligus digunakannya peralatan dari Nippon Electronica Corporation ( NEC
) Jepang.
Siaran perdana sebagai siaran percobaan disiarkan pada
tanggal 17 Agustus 1962 berupa siaran khusus liputan tentang upacara peringatan
detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Disusul kemudian dengan
penayangan pembukaan ASIAN GAMES IV pada tanggal 24 Agustus 1962 yang kemudian
dilanjutkan siaran-siaran secara teratur dengan nama Biro Radio danTelevision Organizing Committee ASIAN
GAMES IV, sekaligus merupakan hari jadi berdirinya Televisi Republik Indonesia
( TVRI ).
Melalui Kepres
RI No. 215 tahun 1963 maka dibentuklah yayasan tersendiri dengan nama Yayasan
Televisi Republik Indonesia. Penyesuaian pada tahun 1968 dilantik Direktorat
Jendral Radio, Televisi dan Film Departemen Penerangan RI.
Perluasan
jangkauan TVRI terus ditingkatkan guna menggali, mengangkat serta mengembangkan
potensi dari suatu daerah. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkn kebijakan
untuk mendirikan stasiun penyiaran daerah di beberapa wilayah di Indonesia
dalam kurun waktu 1962 sampai dengan 1999, yakni TVRI Jakarta (1962), TVRI
Yogyakarta (1965), TVRI Medan (1970), TVRI Ujung Pandang (1972), TVRI Banda
Aceh (1973), TVRI Palembang (1974), TVRI Denpasar (1978), TVRI Surabaya (1978),
TVRI Manado (1978), TVRI Bandung (1987), TVRI Samarinda (1993), TVRI Ambon
(1993), TVRI Semarang (1996), dan TVRI Padang (1997), selanjutnya dengan adanya
pemekaran wilayah di beberapa propinsi di In donesia, maka saat ini jumlah
Stasiun TVRI di Indonesia mencapai 28 buah yakni :
1. TVRI Stasiun Nanggroe Aceh Darussalam
2. TVRI Stasiun Sumatera Utara
3. TVRI Stasiun Sumatera Barat
4. TVRI Stasiun Sumatera Selatan
5. TVRI Stasiun Riau
6. TVRI Stasiun Bengkulu
7. TVRI Stasiun Jambi
8. TVRI Stasiun Lampung
9. TVRI Stasiun Jawa Barat
10. TVRI Stasiun Jawa Tengah
11. TVRI Stasiun Jawa Timur
12. TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
13. TVRI Stasiun Sulawesi Selatan
14. TVRI Stasiun Sulawesi Utara
15. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
16. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara
17. TVRI Stasiun Kalimantan Timur
18. TVRI Stasiun Kalimantan Barat
19. TVRI Stasiun Kalimantan Tengah
20. TVRI Stasiun Kalimantan Selatan
21. TVRI Stasiun Bali
22. TVRI Stasiun Maluku
23. TVRI Stasiun NTT
24. TVRI Stasiun Papua
25. TVRI Stasiun NTB
26. TVRI Stasiun Gorontalo
27. TVRI Stasiun DKI
28. TVRI Stasiun Sulawesi Barat
1. PERKEMBANGAN TVRI
Semula TVRI berada di bawah Yayasan sejak tahun 1962,
kemudian tahun 1965 dibawah Direktorat Televisi Departemen Penerangan.
Selanjutnya tahun 1970 di bawah Direktorat Jendral Radio, Televisi, dan setelah
dibubarkannya DEPPEN pada tanggal 16 Oktober 1999, maka pada tanggal 7 Juni
2000 melalui Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2000 yang ditandatangani oleh
Presiden Abdurrahman Wahid, TVRI telah resmi menjadi Perusahaan Jawatan (
Perjan ).
Pada pemerintahaan Megawati melalui PP No. 9 Tahun
2002, tertanggal 17 April 2002 TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas ( PT ).
Dengan beralihnya TVRI menjadi PT berarti struktur organisasinya secara
otomatis mengalami perubahan dengan menyesuaikan prinsip-prinsip operasional
sebuah perusahan. Selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Penyiaran
nomor 32 tahun 2002 yang menempatkan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik,
selanjutnya , melalui PP no. 13 tahun 2005, tertanggal 18 Maret 2005, TVRI
diubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik dan sejak tanggal 24 Agustus 2006 telah
ditetapkan Jajaran Direksi LPP TVRI oleh Dewan Pengawas LPP TVRI.
2. VISI, MISI, SASARAN DAN
TUJUAN TVRI
1. VISI
Terwujudnya TVRI sebagai media independen,
profesional, terpercaya dan pilihan bangsa Indonesia, dalam keberagaman usaha
dan program serta jaringan penyiaran berkualitas yang ditujukan untuk melayani
kepentingan masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan melestarikan nilai budaya bangsa,untuk memperkuat
kesatuan nasional
2. MISI
a. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial
untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang
dinamis.
b.Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi
dan edukasi yang utama.
c.Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa
serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan
kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
d.Memberdayakan TVRI
menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia
internasional.
3. TUJUAN PENYIARAN
TVRI
Memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan
jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa,
memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri,
demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
(Pasal 3 UU No.32/Th.2002, tentang Penyiaran)
4. TUJUAN dan SASARAN
a. Terciptanya program
yang menarik.
b.Terjalinnya
kerjasama yang saling menguntungkan.
c. Meningkatnya
kualitas SDM khususnya pada penguasaan teknologi informasi.
d.TVRI menjadi pusat sarana
pembelajaran sekolah dan luar sekolah.
e. Meningkatnya sistem
dan prosedur pada TVRI.
f. Meningkatnya
kemampuan Stasiun Penyiaran Daerah.
g.Terciptanya pemancar
yang berkualitas dan berteknologi tinggi.
h.Meningkatnya
jangkauan siaran.
5. TUGAS TVRI SEBAGAI
TV PUBLIK
Memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan
yang sehat, kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk
kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran
televisi yang menjangkau seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
( Pasal 4 PP. No.13
Th.2005)
3. ARTI LOGO TVRI
1. MAKNA
Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “
layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya
mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki
fungsi control dan perekat ocial untuk memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir
pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 ( lima ) makna
layanan informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :
1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “ memberikan layanan
informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam
upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”
2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ” membawa perubahan
ke arah yang lebih sempurna ”
3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti ” merupakan perintis
atau cikal bakal pertelevisian Indonesia ”
4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ” merupakan lembaga
penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di Bumi
Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”
5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ” menjadi pilihan
alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan
masyarakat”
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang
bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan
terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI
memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan
perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.Warna BIRU mempunyai makna elegan,
jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke
warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut
bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan
dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna.
Khusus untuk TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, dibawah logo tersebut dicantumkan
identitas lokal, yakni kata Jogja seperti yang tercantum dalam tulisan Jogja
Never Ending Asia, yang berupa tulisan tangan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Hal
ini mengandung makna sebagai penghormatan terhadap Kraton Yogyakarta sebagai
pusat budaya dan cikal bakal pengembangan wilayah DIY serta untuk turut
mempromosikan icon wisata DIY baik di kancah regional, nasional dan
internasional. Hal lain lagi, bahwa dengan pencantuman tulisan Jogja ini,
diharapkan TVRI Jogja mampu menjalankan visi dan misinya selaku TV Publik yang
mempunyai kepedulian dan keberpihakan terhadap publik DIY.
4. SEJARAH TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
TVRI Stasiun D.I Yogyakarta merupakan TVRI stasiun daerah pertama kali yang
berdiri di tanah air, yakni tahun 1965. Pertama berdiri di Yogyakarta berlokasi
di Jalan Hayam Wuruk, tepatnya saat TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta dipimpin oleh
Kepala Stasiun yang pertama yakni IR. Dewabrata. Konon, untuk mendirikan Menara
Pemancar, dibangun dari bahan bambu. Selanjutnya, di tahun 1970 menara pemancar
TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta menempati lokasi baru di Jalan Magelang Km. 4,5
Yogyakarta, seluas 4 hektar, sampai dengan saat ini.
Siaran perdana TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta pada tanggal 17 Agustus 1965
adalah menyiarkan acara pidato peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-20
oleh Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam VIII.
Pada awalnya TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mengudara tiga kali dalam satu
minggu yang masing-masing berdurasi dua jam. Pada saat itu jangkauan siaran
masih terbatas pada area yang dapat dijangkau pemancar VHF berkekuatan 10
Kwatt, begitu pula format siarannya masih hitam putih. Namun pada tahun 1973,
TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta telah mulai melakukan siaran setiap hari. Siaran
produksi lokal TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta tiap harinya mencapai
2,5 hingga 3 jam, setelah diakumulasikan dengan penyiaran
terpadu dari TVRI Pusat Jakarta.
Karena faktor topografis berupa pegunungan di daerah Gunung Kidul maupun di
Kulonprogo, sebelum tahun 2009 terdapat beberapa daerah yang belum dapat
menerima siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta, Untuk memberikan layanan yang
optimal, maka pada awal November 2008 dibangun tower pemancar di daerah Bukit
Pathuk, Gunung Kidul guna memperluas jangkauan siarannya.
5. STRUKTUR ORGANISASI TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
Sesuai aturan Direksi LPP TVRI NO.
155/PRT/DIREKSI-TVRI/2006, maka struktur kelembagaan TVRI Stasiun D.I.
Yogyakarta yang tergolong dalam TVRI Tipe A, maka mempunyai struktur sebagai
berikut :
6. POLA SIARAN TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
Sejak awal dioperasikannya TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, pola siaran yang
mengacu pada pola siaran TVRI Nasional , disebut pola acara terpadu. Hal ini
dikarenakan TVRI dibawah salah satu manajemen penyiaran, sehingga stasiun TVRI
daerah harus mengikuti pola acara terpadu dari Pusat.
Acara yang diproduksi TVRI Stasiun D.I.Y disebut pola acara harian. Pola
acara harian disusun berdasarkan pola acara tahunan dari TVRI Pusat Jakarta.
Setelah diterima oleh TVRI Stasiun D.I.Y pola acara tersebut disebut pola acara
tahunan. Hal ini berarti pola acara tahunan TVRI Stasiun D.I.Y merupakan hasil
kombinasi antara pola acara Pusat dengan daerah. Karena sistematis ini wajib,
maka siaran relay dari Pusat pasti selalu ada. Disamping itu apabila
terjadi kekosongan produksi siaran, stasiun TVRI daerah bisa langsung merelay
dari TVRI Nasional.
Pada 1 Januari 2013 TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mempunyai jatah siaran
selama 4 jam. Waktu ini diberikan oleh TVRI Nasional untuk lebih memberikan
porsi yang memadai bagi stasiun daerah. Dengan memulai waktu siaran secara
lokal dari pukul 15.00 wib dan diakhiri pada pukul 19.00 wib dalam kondisi
normal. Akan tetapi kalau ada hal – hal diluar ketentuan, maka siarannya bisa
ditambah, seperti ada liputan khusus, even – even atau gelar budaya (wayang
kulit) dll. Diluar jam tersebut maka siarannya mengikuti acara dari TVRI
Nasional (relay).
7. RUANG LINGKUP
1. Jangkauan Siaran
Jangkauan siaran TVRI stasiun D.I.Y meliputi seluruh propinsi DIY dan
sebagian wilayah propinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Magelang, kota Magelang,
Temanggung, Wonosobo,sebagian Klaten, Sebagian Purworejo, sebagian Karanganyar.
Tempat dan Jumlah penduduk di Jawa Tengah dan DIY pada April 2010, yang
bisa menangkap dengan baik siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta adalah sebagai
berikut :
8.
KUNJUNGAN
Disamping memberikan kesempatan untuk melakukan PKL dan penelitian, maka
TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta juga membuka kesempatan kepada lembaga pendidikan
untuk mengadakan kunjungan dan studi banding. Kegiatan ini bisa dimanfaatkan
oleh lembaga pendidikan dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi dan juga lembaga
– lembaga pendidikan non formal. Pelaksanaan kunjungan dimaksudkan untuk
memperkenalkan dan mendekatkan TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta kepada khalayak.
9. PROGRAM KERJA TVRI:
1. Pembenahan Struktur Organisasi
2. Pembenahan citra TVRI dan budaya kerja organisasi
3. Reevaluasi menyeluruh thd acara berita maupun non
berita
4. Peningkatan acara2 baru menjadi tontonan yang menarik
5. Promosi program2 unggulan
6. Peningkatan pelayanan kpd mitra melalui promosi dan
pemasaran
7. Peningkatan kualitas SDM di bidang teknik, marketing, program, berita,
keuangan dan pelayanan
8. Kerjasama produksi dan penyiaran dengan berbagai Departemen / Lembaga Pemerintah
dan non Pemerintah.
2.2 Hasil
Kunjungan Industri
PROSES
PRODUKSI ACARA OBROLAN ANGKRING
Obrolan
Angkring sebagai acara hiburan yang mengandung pesan sosial bagi masyarakat
Yogyakarta sekitar. Dan acara ini mampu menjunjung nama kota Yogyakarta sebagai
ciri khas daerah. Acara Obrolan Angkring TVRI stasiun Daerah Istimewa
Yogyakarta ini sebagai sajian hiburan yang bersentuhan langsung dengan pemirsa
dan mendapat perhatian serius. Acara Obrolan Angkring ini diproduksi sendiri
oleh TVRI stasiun Yogyakarta dengan mengembangkan ide kreatif bernuansa
kedaerahan dalam produksi. Bahkan acara-acara televisi sekarang ini menjadi
menarik ketika persaingan memperebutkan pemirsa semakin ketat sehingga
kemampuan TVRI stasiun Yogyakarta ini untuk melakukan produksi acara yang tepat
menjadi perlu untuk dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap
proses produksi acara Obrolan Angkring TVRI stasiun Daerah Istimewa Yogyakarta.
Proses produksi tersebut berupa materi, sarana, biaya, pelaksana, dan tahapan produksi
yang meliputi tiga tahapan yakni pertama, pra produksi, kedua, produksi,
ketiga, pasca produksi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data
yang dikumpulkan melalui observasi, interview/wawancara, dan dokumentasi.
Sedangkan analisis kualitatif di sini dilakukan dengan menempuh langkah yaitu
mendiskripsikan dan menganalisis proses produksi acara Obrolan Angkring TVRI
stasiun DIY. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses produksi acara Obrolan
Angkring disini adalah :
(1)
Mempersiapkan keseluruhan yang dibutuhkan dalam produksi baik dari segi
pembentukan pelaksana produksi yang meliputi produser, pengarah acara,
sutradara, pengarah laku, pembuat naskah, serta bagian properti dan dekorasi
bertanggung jawab terhadap
(2) Materi
acara yang diambil sebagai tema pada acara Obrolan Angkring merupakan hasil
dari realita kehidupan dengan mengembangan ide kreatif kebudayaan,
(3) Biaya
produksi yang di anggar sepuluh juta dalam setiap tayang atau rekaman,
(4) Sarana peralatan berupa seperangkat rekaman di dalam studio maupun
pendekorasian panggung,
(5) Tahapan-tahapan produksi meliputi pertama, pra produksi yaitu membuat
tretment atau script sebelum rekaman acara Obrolan Angkring berlangsung. Kedua,
produksi, dalam artian menjalankan produksi rekaman di dalam studio 1 (satau)
dengan menghadirkan audien dari berbagai kalangan kota. Ketiga, pasca produksi
berupa pengeditan ulang dari hasil rekaman yang selanjutnya acara Obrolan
Angkring ni siap untuk disiarkan di TVRI Stasiun Yogyakarta.
ACARA UNGGULAN:
- OBROLAN ANGKRING
Siaran : Setiap hari Minggu (weekly)
Pukul : 16.30 – 17.00 WIB
- KETOPRAK
SAYEMBARA
Siaran :
Setiap hari Jumat (weekly)
Pukul :
15.00 – 16.00 WIB
- PELENGKUNG
GADING
Siaran :
Setiap hari Sabtu (weekly)
Pukul :
15.00 – 16.00 WIB
- BERITA
JOGJA
Siaran :
Setiap hari (daily)
Pukul : 16.00 – 16.30 WIB
- MBANGUN DESO
Siaran : Setiap hari Kamis
Pukul : 16.30 – 17.00 WIB
- KENANGAN MASA
Siaran : Setiap Selasa (weekly)
Pukul :
20.00 – 21.00 WIB
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan kunjungan industri ini, kami medapat banyak pengalaman
dan kesimpulan dari kegiatan tersebut. Yaitu agar siswa siswi SMK PSM !
KEDUNGGALAR mengetahui bagaimana dunia kerja diindustri pertelevisian, dan
mendapat banyak pelajaran yang tidak terdapat pada pelajaran biasanya.
Pelaksanan kunjungan industri ini telah memberikan banyak sekali pengalaman
bagi siswa-siswi tentang dunia kerja pertelevisian, mulai dari pra produksi,
produksi dan pasca produksi yang ada distasiun televisi. Pengalaman ini menjadi
bahan baru bagi penulis untuk melengkapi teori-teori yang telah didapatkan
sekolah.
3.2 SARAN
SARAN UNTUK SEKOLAH :
Saran untuk Jurusan
Multimedia SMK PSM 1 KEDUNGGALAR
a. Memperbanyak
kunjungan ke stasiun-stasiun televisi lainnya, agar wawasan siswa-siswi menjadi
bertambah, tidak hanya stasiun televisi di TVRI YOGJA, tetapi perlu mengadakan
kunjungan kebeberapa televisi lokal yang ada didaerah-daerah.
b. Mengaktifkan kembali
kegiatan siswa-siswi melalui televisi sekolah sebagai media pembelajaran dan
praktik siswa-siswi untuk memproduksi acara televisi yang dimulai dari lingkup
sekolah didampingi guru-guru pembimbing.
SARAN UNTUK TVRI JOGJA :
A. Agar semua pengusaha meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sehingga
produk dapat bersaing dalam pasar nasional maupun internasional
B. Agar perusahaan meningkatkan peralatan yang di pakai dalam bidang
multimedia
Daftar pustaka
1. http://noviasendi.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment